Tindihan dan Mimpi Aneh

 Beberapa waktu yang lalu saya sempat mengalami tindihan. Ajaibnya, karena saya suka menulis dan tidak ingin kehilangan sumber inspirasi. Setelah tindihan itu saya langsung menulis apa yang saya mimpikan di WhatsApp.

24 Juni 2014.

Pada kolom chat saya menuliskan:

tindihan 2x

mimpi pertama pakai mobil yang distop pengamen nenek nenek tengah jalan. mobil digaret lalu berdebum keras.

mimpi kedua, tetap pakai mobil. karena bumpy road, otak berasa dikocok keras banget.

Ketiganya saya tulis pada 01.09 sampai 01.11 (saya menulis setelah mimpi kedua terjadi)

Jujur saja, seumur hidup saya tidak pernah tindihan sampai menjelang skripsi. Saya yang menulis skripsi selalu inginnya dari pagi sampai malam terus-terusan. Ketika mau tidur, saya selalu bisa memperkirakan kalau saya akan mengalami tindihan nanti.

Bukan karena sok-sok mengerti hal yang begitu. Namun, saya mengalami tindihan berkali-kali di masa-masa menyusun skripsi, dan tindihan itu selalu terjadi ketika saya merasa terlalu capek. Jadi dari hal itu saya bisa memperkirakan kalau saya tidur pasti nanti tindihan. Mungkin tindihan yang terjadi itu juga terdorong oleh hipotesa saya itu. Saya tidak paham.

Tapi pada tulisan ini saya ingin menceritakan tentang tindahan dan mimpi aneh yang terjadi pada hari tersebut.

Mula-mula sebelum malam tindihan dam mimpi itu terjadi. Keluarga dan saya baru saja berpergian dari Malang sampai Surabaya. Menaiki sebuah mobil yang seumuran dengan saya, yang tentunya sangat bising suara mesinnya ditambah bergetar.

Malamnya, saya langsung memimpikan ada seorang nenek-nenek yang saya sendiri tidak tahu siapa pemilik wajah nenek-nenek itu. Saya tidak pernah mengenalnya, barang sekalipun saya menjumpai yang seperti nenek itu saya juga tidak pernah.

Dalam mimpi saya nenek itu mengamen di tengah jalan tol. Kala mobil keluarga dan saya melaju dengan kecepatan normal tol. Tiba-tiba saja ada nenek yang menyetop. Bapak saya yang mengendarai mobil tidak memiliki waktu yang cukup untuk berhenti. Maka bapak membanting stir ke kanan. Sedikit saja terlambat, menabrak nenek itu pasti terjadi.

Saya yang posisinya dekat sekali dengan nenek tersebut karena saya duduk di kursi kiri depan samping kursi pengemudi. Dapat merasakan bahwa setelah hampir menyerempet, nenek tersebut menggaret mobil kami dengan kuku-kukunya. Suara dari kuku itu berdencit sangat tidak mengenakan. (Saya merasa ini mimpi, namun saya menyadari tidak bisa bangun)

Lalu ketika nenek tersebut sudah berada dibelakang mobil. Tiba-tiba saja, dencit kuku itu berhenti. Berganti menjadi dentuman yang sangat keras pada atap mobil kami. Sangat keras. Yang saya ingat mobilnya seperti terasa melompat karena dentuman dari tangan yang begitu besar.

Berapa menit berselang dengan rasa yang tidak enak, saya terbangun. Saya tidak tahu berapa lama itu terjadi, normalnya saya tidur menjelang pukul sebelas malam.

Setelah sedikit lebih tenang, saya mencoba untuk tidur kembali.

Mimpi kedua datang. Langsung. Saat itu juga. Saya merasa tertidur. Mobil keluarga dan saya memasuki jalanan yang sangat rusak, bergeronjal. Saya tidak bisa mengingat detail mimpi yang kedua ini.

Saya hanya mengingat jalan yang bergeronjal ini membuat kepala saya tidak nyaman. Rasanya seperti otak saya ada yang mengaduk-aduk. Jujur, ini lebih tidak nyaman daripada dentuman keras mimpi pertama. Mimpi otak dikocok dan diaduk-aduk ini, saya merasa kesakitan yang sangat amat karenanya.

Beruntungnya, karena mimpi yang kedua ini tidak lama setelah saya merasa terlelap. Jadi saya berusaha mengatur napas dan berharap ini hanya sebeuah mimpi. Butuh waktu yang cukup lama untuk saya bangun kembali.

Setelah ini terjadi. Saya paham, saya memang rada konyol. Setelah mimpi kedua terjadi dan saya langsung mencatat pada chat WhatsApp. Saya memutuskan untuk menonton YouTube dan melihat-lihat instagram selama beberapa saat, dengan harapan, "Saya tidak ingin tindihan lagi."

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jika Saja Tuhan Bertanya

Ujung Hidungmu

Perempuan dalam Mimpi