Perempuan dalam Mimpi

 Bahkan ini masih terlalu awal untuk dikatakan pagi.

Terbangun dari mimpi, tersenyum.

Oh, ayam yang belum berkokok.

Oh, embun yang masih sangat basah.

Aku memimpikannya, dia, tampak nyata.

Boleh aku menceritakannya?

Aku tidak akan menambah atau menguranginya.


"Malam dia datang, ke rumahku."

Sudah aku katakan, aku tidak menambah cerita.

Aku tidak mengurangi cerita, ini alasan bahagia.

"Kami, mempersilahkannya masuk. dengan kedua temannya, dia duduk.

Kami berbincang." Bayangkan saja.

B-e-r-b-i-n-c-a-n-g. Sekalipun dalam melamunkannya,

aku tidak pernah berani membayangkan, berbincang dengannya.


Tuhan, aku ingin ini menjadi nyata. Namun, kuasa

ada di tanganMu. Aku hanya berdoa, sebelum fajar.

Layaknya yang seharusnya. "Bersama dia.

Sedih tidak akan bertahan lama, bahagia diharapkan selamanya."

Aku mahfum ini kemuskilan dosa. Tapi aku ingin,

menyelesaikan cerita ini tanpa menambah dan menguranginya.

Bintang bertaburan tanpa bulan. Dalam mimpiku, "Aku mendekapnya." 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jika Saja Tuhan Bertanya

Ujung Hidungmu