Kau Pasti Tahu

 Apa yang kami makan, belum tentu kau mau.

Yang tersentuh oleh kami adalah hal yang

mustahil kau mengerti. Kami melihat jalan

sebagaimana jalan yang ada. Bergeronjal sana-

sini, macet, berputar-putar. Sementara kau, aku yakin

jalan yang kau lihat adalah jalan yang mulus,

lancar, dan langsung sampai tujuan. Kau pintar, pasti tahu.


Aku duduk di depan rumah. Rumah yang

mungkin biasa kau sebut gubuk. Berdiri

di ujung desa yang tak tersentuh olehmu. Kayu,

rajutan bambu, dan atap genteng tambal sana-

sini. Kalau panas, cahaya matahari akan masuk

melalui celah genteng yang membuat rumah kami

terang. Kalau hujan sebaliknya. Kau pintar, pasti tahu.


Hutan, gunung, sawah, dan lautan. Simpanan

alam yang aku tidak mengerti kenapa simpanan

itu bisa di rampas. Aku bodoh, tak sepertimu.

Aku tahu kau pintar, simpanan yang hilang sana-

sini itu, pasti kau kemana musnahnya. Aku orang bodoh,

lugu, miskin pula. Karena jalan yang berlubang dan

rumah yang reyot itu terlilit pajak. Kau pintar, pasti tahu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jika Saja Tuhan Bertanya

Ujung Hidungmu

Perempuan dalam Mimpi