Tanpa Kopi

 Persediaan kopi saya telah habis. Kopi yang biasa saya beli letaknya jauh dari rumah saya, sekitar 40km lebih dari rumah atau satu setengah jam perjalanan. Ini membuat saya kerap urung dan ragu-ragu untuk membeli kopi lagi.

Pada saat kehabisan kopi inilah saya merasa berjalan begitu lambat. Otak saya merindukan zat-zat yang tidak saya mengerti dari kopi. Tak jarang saya menyadari hal itu secara nyata.

Waktu saya rutin meminum kopi, saya bisa berpikir dengan cepat. Malah sangat cepat. Tanpa bantuan kopi sepertinya skripsi saya akan lebih lambat. Tanpa bantuan kopi tulisan-tulisan saya memiliki banyak jeda dan saya merasa kehabisan energi.

Begini, saya selalu meminum kopi yang saya letakkan pada meja saya. Ketika saya menulis saya akan meminum kopi, bahkan membaca buku yang cukup berat dalam artian buku-buku nonfiksi saya meminum kopi.

Manfaatnya setelah meminum kopi. Tulisan saya jadi lancar. Beberapa tabungan kata yang ada diotak saya dapat keluar dengan lebih mudah. Contohnya, ketika saya menulis skripsi, saya memasukkan kata seperti "katalisator". Padahal jika saya ingat-ingat kembali, saya seperti tidak mungkin menuliskan itu tanpa kopi. Kata yang seperti itu akan mengendap di dalam otak dan susah untuk dikeluarkan.

Berlawanan dengan ketika saya tidak meminum kopi. Contohnya ketika menggerutu tentang hari tanpa kopi ini. Ada satu kata yang baru saja saya ucapkan kemarin ketika saya pergi dengan teman saya dan saya lupa kata itu. Saya mengerti definisi atau artian dari kata itu dengan penjelasan yang lebih panjang tapi seharusnya kata itu bisa dipersingkat dengan kata yang saya sampai sekarang ini belum ingat apa.

Bagi saya itu perbedaan besar dan membuat saya merasa tidak nyaman untuk tidak meminum kopi.

Saya memang baru menjadi peminum kopi sejak masa skripsi itu. Beberapa teman saya SMA mungkin akan mengatakan mustahil bahwa saya memiliki kecanduan kopi. Karena sulu saya benar-benar tidak bisa meminum kopi. Skripsi menjadi katalis kecil dalam hidup saya. Aha! saya mulai bisa menulis tanpa kopi.

Saya akan membiasakan diri untuk menghindari kecanduan kopi.

Tidak, saya hanya bercanda. Beberapa hari lagi, kalau waktu saya kosong saya akan berangkat untuk membeli kopi. Tak peduli satu setengah jam perjalanan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jika Saja Tuhan Bertanya

Ujung Hidungmu

Perempuan dalam Mimpi