Pasca Pemilu 2024

 Hiduplah blog yang baru saja mati suri! (lagi)

*Saya berusaha objektif dalam tulisan ini, tidak melebih-lebihkan atau mengurangi. Terlepas dari paslon yang saya pilih, tulisan ini murni, untuk kita Indonesia dan kecintaanku pada negeri kita.

Hasil hitung cepat sudah keluar. Menyatakan bahwa paslon 02 Prabowo-Gibran sebagai pemenang. Banyak ucapan selamat, tak jarang pula huru-hara bincang miring. Media sosial seperti terbagi pada setiap pendukung paslonnya. Menengok Twitter/X kita akan berjumpa dengan pendukung paslon 01, menengok Tiktok kita akan berjumpa dengan pendukung paslon 02. Dengan kemenangan Prabowo-Gibran, X sibuk dengan kritisan dan tidak berterimanya, sementara Tiktok sibuk dengan ucapan selamat dan perayaannya.

***

Apakah ada hubungannya dengan algoritma?

Kemungkinan besar, iya. Saya pribadi pernah mendengarkan suatu podcast yang mewawancarai Jovial da lopez. Kurang lebih, dia mengatakan bahwa kekuatan algoritma itu begitu masif. Konten yang muncul pada setiap medsos yang kita gunakan, tergantung pada algoritma yang terbentuk. Mungkin, dengan joget dan gemoynya Pak Prabowo, algoritma itu masuk di Tiktok. Sementara itu, dengan kritis dan kesan terdidik Pak Anis, algoritma itu relevan dengan X.

Algoritma, sekali lagi, memiliki dampak yang begitu besar. Bandingan saja jumlah pengguna Tiktok dan pengguna X, dengan paslon yang menjadi pemenang hitung cepat pemilu berdasarkan medsos tersebut. Dalam majalah Tempo "Asal-Usul Algoritma"1 tertulis, Algoritma tak hanya menentukan tapi memaksa selera umat manusia. Algoritma terkesan menyodorkan, bukan memberikan.

***

Apakah hal itu salah jika digunakan sebagai bentuk promosi?

Tidak. Bahkan, mungkin promosi saja tidak akan memunculkan sebuah algoritma. Tapi, bagaimana penggunanya menikmati suatu konten. Pak Anis sering melakukan live di Tiktok, membahas tentang suatu persoalan atau menyampaikan visi misinya. Namun, apakah itu dinikmari oleh pengguna Tiktok daripada joget dan gemoynya Pak Prabowo? Berlaku juga sebaliknya di X.

Sekali lagi tidak ada yang salah dengan itu. Branding yang dilakukan oleh orang-orang sudah begitu brilian. Lebih banyak pemilih Pak Prabowo, karena lebih banyak pengguna Tiktok daripada X. Yang dimunculkan algoritma adalah apa yang disukai oleh masyarakat. Tanpa kesulitan kita akan menjumpai konten berisi Pak Prabowo, di Tiktok. Hal itu menguntungkan, karena tidak lagi hanya berupa joget dan gemoy. Tapi gagasan, ide-ide, cuplikan, atau yang lainnya dari pemilik algoritma terbesar (mungkin keywordnya: Pak Prabowo) akan dimunculkan oleh Tiktok. Sehingga masyarakat tidak perlu terlalu melakukan effort yang lebih keras untuk mencari tahu tentang Pak Prabowo. Begitu juga sebaliknya di X.

***

Perpecahan itu terjadi, ketika hasil hitung cepat keluar. Kisah lama, beberapa orang yang sulit menerima kekalahan akan mengeluarkan bentuk emosinya. Ada yang berpikir kritis, ada yang sekedar marah dan membodoh-bodohi orang lain, ada yang merasa ada suatu kecurangan. Tapi hal itu wajar, karena ya, itu resiko ketika ada seorang pemenang dan ada yang kurang beruntung.

Harapannya, setelah nanti hasil resmi keluar dan resmi diumumkan capres dan cawapres terpilih. Semoga kita tetap satu Indonesia, siapa pun itu yang menang. Kemungkinan hasil hitung cepat dan hasil resmi tidak akan berbeda jauh. Kita berharap yang terbaik, sama dengan capres dan cawapres terpilih itu. Tidak ada yang ingin memimpin dan tidak memajukan negaranya. Setiap pemimpin pasti ingin memajukan negara yang dipimpin olehnya.

Sebagai rakyat, kita akan mendukung visi dan misi capres dan cawapres terpilih. Sebagai rakyat, kita akan mengkritisi capres dan cawapres terpilih dengan tujuan memajukan negara kita, bukan dengan tujuan menjatuhkan. Sebagai rakyat, kita ingin janji-janji yang diucapkan oleh capres dan cawapres terpilih dapat dipenuhi. Semoga saja, pemimpin dapat memberikan kesejahteraan bagi rakyat, dan kita sebagai rakyat dapat menunjukan potensi kita untuk negara tercinta.

Indonesia!


Catatan:

1. https://majalah.tempo.co/read/marginalia/170755/cara-algoritma-bekerja

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jika Saja Tuhan Bertanya

Ujung Hidungmu

Perempuan dalam Mimpi