Menjalani Skripsi

 "Kemana kau pergi selama ini?"

Mengerjakan skripsi. Memenuhi ambisi. Membuat rencana apa yang akan aku lakukan setelah skripsi selesai. Memperkirakan keindahan yang akan terjadi.

"Lalu?"

Rencanaku sangat matang. Aku bisa memperkirakannya, kesuksesanku begitu dekat dengan rencana yang penuh persisapan seperti ini. Rasanya aku tidak akan mengalami kebingungan ditengah jalan nanti.

"Bagus, aku mengenalmu. Kau memang orang yang penuh dengan strategi."

Kau juga mengenalku bahwa rencana-rencanaku banyak yang menggunung. Menumpuk begitu saja, sukses menjadi tumpukkan mimpi yang tidak nyata. Bukan begitu?

"Tentu! Maka dari itu aku ingin kau menceritakannya lagi."

Aku sudah lelah. Aku tidak ingin menceritakannya lagi, apalagi secara langsung seperti ini.

"Baiklah, aku tidak akan memaksamu. Tapi, bolehkan aku tetap di sini"

Kalau begitu lebih baik aku cerita. Daripada kita hanya diam di sini.

"Aku tidak memaksamu, hahaha. Tapi silakan jika memang kau mau"

Skripsiku macet. Sudah ku bilang, aku orang yang bisa mengerjakan rencanaku. Aku pikir satu hal yang harus selesai terlebih dahulu adalah skripsiku. Terntaya, satu dan lain hal yang lewat dari perencanaanku membuat segalanya.

Setelah di titik ini aku mengerti banyak letak kesalahanku. Tapi aku percaya, kalau kehidupan ini permainan catur. Aku masih belum skak mati, tapi aku kalah banyak pasukan. Tergantung dari aku sendiri, apa aku harus membalikkan keadaan atau menyerah begitu saja.

Memang susah sih kalau harus membalikkan keadaan. Belum lagi pasukanku sudah kurang banyak, menang tidak semudah langkah awal yang belum ada kesalahan.

Jadi, aku ingin meminta doa dan dukungan. Agar aku bisa menang!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jika Saja Tuhan Bertanya

Ujung Hidungmu

Perempuan dalam Mimpi