Malangnya Saya Ingin Pergi

 Apakah sudah cukup?

Aku rasa pertanyaan itu sering ada di dalam kepalaku. Terlebih jika itu berurusan dengan kotaku, Malang. Kota di mana aku dilahirkan, kota di mana aku tinggal dari sekolah sampai kuliah. Aku sangat nyaman berada di kota ini. Tapi, akhir-akhir ini aku merasa suntuk.

Aku merasa apa yang diberikan Malang sudah cukup, senengnya, sedihnya, tawanya, semuanya sudah terlalu banyak. Aku menginginkan tempat baru, tempat mana pun selain Malang.

Sebenarnya rasa seperti ini sedikit terobati ketika saya bertugas Kampus Mengajar di Cianjur, Cipendawa. Desa yang sangat dekat dengan Puncak Bogor. Di tempat baru itu tentunya saya mendapat pengetahuan baru, beberapa hal yang diluar apa yang saya pikirkan.

Berbeda dengan seluk-beluk Malang, saya merasa sudah mengalami semuanya. Di masa SMA saya, saya pergi keliling ke seluruh tempat wisata di Malang. Waktu itu saya berpikiran, "ini waktunya main, karena nanti kalau sudah kerja gak akan bisa main kayak gini lagi."

Ternyata itu penerapan yang membuat saya merasa suntuk di Malang. Di masa skripsi seperti ini contohnya. Ketika skripsi saya mengalami kemacetan untuk ditulis lagi, saya ingin pergi berlibut untuk membahagiakan diri saya. Tapi ketika saya memikirkan pergi berlibur, saya merasa tidak ada tempat wisata di Malang yang saya akan merasa terhibur, hampir semuanya sudah saya kunjungi.

Jujur saja, perasaan ini menyiksa. Saya merasa punya analogi buruk untuk ini. Saya dan Malang seperti dua orang yang sudah menikah sampai 22 tahun, saya sudah memahami semuanya menoleransi semuanya, tapi saya dan Malang tidak memiliki anak untuk mempertahankan hubungan. Hingga suatu hari saya pergi dengan kota-kota di Jawa Barat, dan saya jatuh cinta dengan yang lain.

Itu sudah sering saya curhatkan kepada teman-teman saya. Saya ingin kerja di luar Malang, saya ingin keliling Indonesia, lebih-lebih saya ingin keliling dunia. Dan rasanya, untuk angan-angan keliling itu ingin saya tuliskan impian-impian perkota-nya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jika Saja Tuhan Bertanya

Ujung Hidungmu

Perempuan dalam Mimpi